Dahulu kala, di sebuah hutan di negeri ajaib, hidup seekor kerapah kecil bernama Jeremy. Saat itu jerapah masih memiliki kaki dan leher yang tidak terlalu panjang, mereka berukuran seperti zebra, hanya saja dengan mitif kulit yang berbeda.
Jeremy adalah anak jerapah yang sangat menyukai bintang-bintang. Di saat hewan lain bahagia menyambut malam karena waktu tidur sudah dekat, Jeremy justru bahagia karena dia dapat segera melihat sungai bintang di langit. Jeremy sering membayangkan dia dapat menggapai bintang dan bermain di sungai bintang yang berkelap kelip indah di matanya.
Keinginan Jeremy begitu kuat hingga berhasil mencetuskan sebuah ide. Jeremy meyakinkan dirinya untuk rajin berlatih agar dia bisa menjadi makhluk yang tinggi dan dapat menggapai bintang-bintang. Dia pun berusaha keras dengan latihan melompat-lompat setiap hari agar kakinya memanjang. Dia juga sering mencantolkan dagunya ke dahan pohon lalu menggantungkan badannya agar lehernya memanjang. Semuanya dilakukan dengan tekat yang kuat untuk mewujudkan mimpinya.
Jeremy sama sekali tak mengenal lelah dalam berusaha mengubah tinggi badannya agar bisa menggapai bintang. Kini leher Jeremy sangat panjang dan kakinya bergitu jenjang. Jeremy pun menjadi makhluk hutan yang paling tinggi menjulang. Namun seiring bertambahnya usia, Jeremy akhirnya mengerti bahwa kenyataannya bintang berjarak sangat jauh dari tempat dia berada.
Setelah mengetahui bahwa mimpinya tak mungkin tercapai, Jeremy bersedih hati. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena dia merasakan usahanya untuk menggapai bintang tidak lantas menjadi sia-sia. Dengan menjadi makhluk paling tinggi di hutan, dia bisa mendapatkan pucuk-pucuk daun di puncak pohon yang tinggi yang merupakan bagian terlezat. Dia juga tak perlu kelaparan menunggu buah apel favoritnya jatuh dari pohon, karena dengan leher yang panjang, dia bisa memilih apel yang merah ranuh dan segar untuk langsung dipetik dari pohonnya.
Jeremy merasa menjadi makhluk yang paling beruntung di hutan dan dia tidak pernah menyesali usahanya yang gagal, karena usahanya selama ini pada akhirnya telah membawanya kepada keuntungan lain yang ternyata sangat menyenangkan baginya.
---inspired by a quote from Leo Burnett:
"When you reach for the stars, you may not quite get one, but you won't come up with a handful of mud either."
***
Dongeng ini adalah karya asli Damar Wijayanti yang bisa digunakan atau disebarkan dengan mencantumkan nama penulis dan link blog ini. Terimakasih karena telah menghargai karya dan hak cipta penulis.
No comments:
Post a Comment