Gambar: Getty Images
Di musim-musim terdingin di sebuah desa di kaki gunung, anak-anak dilarang keluar rumah untuk bermain karena cuaca begitu buruk dan berbahaya bagi mereka. Selain itu, pada musim ini para goblin turun dari gunung untuk menculik anak-anak yang nekat bermain di luar rumah. Apalagi, para goblin jahat ini tahu bahwa anak-anak sering ditinggal di rumah oleh orang tuanya karena para orang tua ini tidak bisa mengajak anak-anak mereka saat mereka harus pergi karena cuaca yang begitu buruk.
Meskipun para orang tua sudah melarang anak-anaknya bermain di luar agar aman dari goblin, namun masih banyak anak-anak yang menghilang karena di culik para goblin. Para goblin merayu dengan banyak hal yang disukai anak-anak agar mereka mau membukakan pintu dan mengikuti goblin pergi dari rumah, saat para orang tua mereka tidak ada di rumah.
Suatu hari yang sangat suram dan bercuaca sangat buruk, orang tua Orka harus pergi ke kota untuk membeli roti dan bahan makanan lain. Mereka sebenarnya khawatir saat harus meninggalkan Orka sendirian di rumah karena anak-anak tetangga mereka sudah banyak yang termakan rayuan goblin dan menghilang dari rumah. Namun, karena cuaca sangat buruk dan berbahaya bagi Orka untuk keluar dari rumah, akhirnya mereka terpaksa meninggalkan Orka di rumah. Sebelum pergi, mereka meminta Orka untuk berjanji untuk tidak membukakan pintu bagi siapapun, dan berjanji untuk tidak menginjakkan kaki sedikit pun di luar rumah.
Seperti anak-anak lain, Orka berjanji kepada orang tuanya. Namun kebanyakan anak-anak lain mengingkari janjinya kepada orang tua mereka karena terbujuk rayuan para goblin, akibatnya mereka pun berhasil diculik.
Beberapa saat setelah orang tuanya pergi, sesosok goblin mengetuk pintu rumah Orka. Orka berjalan ke pintu dan mengintip melalui jendela di samping pintu. Dia melihat si goblin menyeringai sambil menyodorkan sekeranjang apel merah mengkilat yang sangat menggiurkan. Si goblin berkata bahwa semua apel itu dia bawakan dari gunung khusus untuk Orka, dan meminta Orka membukakan pintu agar ia bisa memberikan apel –apel itu. Namun Orka masih teringat janjinya kepada orang tuanya dan menolak pemberian itu. Goblin pun pergi dengan muka cemberut dan Orka menghembuskan nafas lega. Dia kembali menghangatkan diri di dekat perapian.
Beberapa saat kemudian, pintu kembali diketuk. Orka mengintip lagi dan dia mendapati seorang gadis cantik yang menawarkan gula kapas berwarna merah jambu yang begitu menggoda. Orka tidak tahu bahwa gadis itu adalah jelmaan goblin jahat. Gadis itu tampak baik dan tersenyum manis meminta Orka membukakan pintu agar dia bisa menyuapkan gula kapas itu ke Orka. Orka hampir saja tergoda untuk membukakan pintu, tapi kemudian dia teringat pesan orang tuanya untuk tidak membukakan pintu kepada siapa pun. Siapa pun. Orka pun menolak dengan halus. Si gadis berbalik dengan jengkel dan pergi.
Orka kembali menghangatkan diri di perapian. Perutnya keroncongan karena lapar, sedangkan makanan di rumah itu benar-benar habis. Di tengah kelaparan yang mendera, dia mendengar ada ketukan lagi di pintu. Kali ini dia melihat tetangga sebelah yang membawa roti, kentang tumbuk, dan ayam panggang. Semua itu adalah makanan favorit Orka. Perutnya semakin keroncongan melihat makanan yang lezat-lezat itu. Paman itu mengajak Orka keluar untuk ikut makan di rumahnya. Namun, tanpa disadari Orka, paman ini juga jelmaan dari goblin. Orka memutar kunci pintu. Satu kali putaran lagi, pintu terbuka, tapi tiba-tiba Orka teringat janjinya kepada orang tuanya bahwa dia tidak akan menginjakkan kaki sedikit pun di luar rumah. Dengan berat hati, Orka menolak tawaran paman tetangga dan menolak ajakannya dengan halus agar tak menyakiti perasaannya.
Orka kembali ke dekat perapian sambil menahan lapar. Perutnya meraung-raung dan dia hampir menangis karena sangat kelaparan. Tiba-tiba dia mendengar suara kunci diputar, dan pintu rumahnya terbuka. Dia mengintip dengan takut karena dia mengira dia lupa mengunci kembali pintu itu dan goblin berhasil masuk ke rumah. Tapi begitu melihat siapa yang masuk, Orka langsung berlari mendatanginya untuk memeluknya. Orka menangis sekaligus bahagia saat mengetahui orang tuanya pulang lebih cepat dari dugaan Orka. Orka pun dengan tidak sabar meminta orang tuanya membuka belanjaan mereka.
Betapa bahagianya Orka saat mengetahui orang tuanya tanpa sengaja membeli hal-hal yang ditolaknya dari goblin tadi. Apel-apel ranum yang menggiurkan, gula kapas berwarna merah muda, dan makanan-makanan lezat berupa roti, kentang tumbuk, dan ayam panggang yang siap dihangatkan oleh ibunya dan bisa dia makan dengan lahap. Bahkan, sebagai hadiah karena telah menepati janji Orka mendapatkan lolipop berwarna-warni.
Orka sangat bangga kepada dirinya karena mampu menepati janji dan menuruti aturan dari orang tuanya, serta bisa menolak godaan-godaan dari goblin jahat yang berusaha menculiknya.
***
Dongeng ini adalah karya asli Damar Wijayanti yang bisa digunakan atau disebarkan dengan mencantumkan nama penulis dan link blog ini. Terima kasih karena telah menghargai karya dan hak cipta penulis.
kalo goblin bertanya pada seorang pria
ReplyDeletemaka dia akan mendapat jawaban
"berubah aja jadi orang tuanya" trust me, it works
hahaha iya, harusnya di atas diceritain klo goblin itu tidak bisa berubah menjadi orang tua anak yang mau diculiknya! hahaha thank you ya udah diingetin
Delete