Gambar: Getty Images
Ini adalah cerita tentang seekor semut pemalas yang berhutang budi kepada koloninya. Koloni semut itu tinggal di rongga-rongga akar sebuah pohon cherry di pinggir sungai kecil yang tenang. Setiap hari semut-semut itu memanjat pohon cherry yang sangat tinggi bagi mereka, bersama-sama mereka memetik buah cherry yang sudah masak dan terasa manis untuk dibawa ke rumah mereka dan dimakan bersama-sama.
Namun di antara koloni semut itu, terdapat seekor semut pemalas bernama Migo. Bukannya ikut bekerja sama mencari makanan, dia malah duduk bersantai di atas sehelai daun cherry sambil menikmati semilir angin. Beberapa semut yang lewat sering menasihatinya, namun dia tak peduli. Dia tetap bersantai dan mengabaikan teman-temannya yang bekerja keras. Bahkan seringkali Migo ketiduran saat tengah bersantai, seperti halnya hari ini.
Tanpa disadari Migo, hari ini angin bertiup lebih kencang dari biasanya. Angin yang cukup kencang ini membuat daun yang diduduki Migo terlepas dari dahannya dan terbang jatuh ke atas sungai yang tenang. Saat terbangun, Migo kaget karena dia mengapung di tengah-tengah sungai dan sangat sulit baginya untuk menggapai tepian.
Dengan ketakutan Migo berteriak-teriak minta tolong namun tak ada semut lain yang mendengarnya. Dia terus berteriak dan hampir putus asa saat seekor semut yang hendak minum dari tepian sungai mendengar suaranya dan melihat Migo terjebak di atas sehelai daun yang mengapung di tengah sungai. Migo memohon pertolongannya, namun semut itu justru pergi dari tepi sungai. Migo menjadi sedih dan sadar akan perasaan semut lain yang selama ini ia perlakukan seperti itu. Saat semut-semut lain meminta bantuannya untuk bersama-sama mengangkat buah cherry yang cukup besar, dia justru pergi meninggalkan mereka dan sibuk memilih daun yang nyaman untuk bersantai.
Namun tanpa di sadari Migo, semut tadi berjalan menuju pohon Cherry. Di dalam perjalanannya itu, setiap kali bertemu dengan semut lain, semut ini membisikkan sebuah berita bahwa Migo terjebak di tengah sungai dan membutuhkan bantuan mereka. Semut ini meminta setiap semut yang ia lewati untuk segera berjalan ke tepi sungai dan memikirkan cara untuk menyelamatkan Migo. Setiap kali ia berpapasan dengan semut lain, ia menyampaikan berita itu.
Beberapa saat kemudian, hampir seluruh koloni sudah berkumpul di pinggir sungai. Satu persatu mereka memanjat sebatang rumput yang panjang dan membuatnya melengkung hingga ujungnya mencapai tempat di mana Migo berada. Namun sayang, jaraknya masih terlalu jauh untuk menjangkau Migo. Semut yang berada di ujung yang paling dekat dengan Migo pun berkata, “Ayo Migo gunakan tanganmu untuk mendayung daun itu kemari. Kali ini kau tidak boleh malas agar bisa selamat.”
Migo pun menuruti perintah semut itu dan melawan rasa malasnya. Dia mulai mendayung sedikit demi sedikit hingga akhirnya bisa meraih ujung rumput itu. Semua semut bersorak gembira. Satu per satu mereka berjalan di atas batang rumput yang melengkung itu ke atas daratan. Akhirnya Migo bisa diselamatkan berkat bantuan dan kerja sama teman-temannya, dan yang paling penting Migo juga berperan dalam menyelamatkan dirinya sendiri dengan melawan rasa malas yang selama ini ada di dalam dirinya.
***
Dongeng ini adalah karya asli Damar Wijayanti yang bisa digunakan atau disebarkan dengan mencantumkan nama penulis dan link blog ini. Terima kasih karena telah menghargai karya dan hak cipta penulis.
No comments:
Post a Comment