Thursday, May 24, 2012

Pembuktian si Anak Anjing

Gambar: Getty Images

Dahulu kala, anjing bukanlah hewan yang bisa berenang. Jangankan berenang, menyentuh air saja mereka tidak suka karena akan membuat bulu mereka basah dan terasa lengket. Namun suatu ketika, ada seekor anak anjing yang selalu senang melihat hewan-hewan seperti bebek, angsa, katak, dan ikan yang berenang di air. Mereka begitu gembira bermain-main di air yang nampak begitu segar. Hal itu membuat si anak anjing memiliki keinginan yang besar untuk bisa berenang.

Maka, pulanglah anak anjing itu ke rumahnya dan mengutarakan keinginannya kepada orang tua dan saudara-saudaranya. Namun, betapa sedihnya si anak anjing waktu keluarganya justru menertawainya.

"Anjing tidak ditakdirkan untuk menjadi perenang seperti bebek." kata ayahnya dan ibunya.

"Anjing berenang? itu hal yang mustahil." kata kakaknya.

"Kau tidak mungkin bisa berenang!" kata saudara kembarnya.

Hal yang sama juga ia dengar dari teman-temannya dan kerabat dekat keluarganya. Maka si anak anjing merasa keinginannya tersebut tidak akan pernah terwujud karena semua anjing berkata anjing tidak mungkin bisa berenang. Ia pun memaksa dirinya untuk berpuas diri dengan hanya melihat kegembiraan hewan-hewan lain yang bisa berenang.

Suatu hari, seperti biasanya dia duduk di pinggir danau yang jernih. Kebetulan di sana sedang ada induk bebek yang membawa anak-anaknya untuk belajar berenang. Ini adalah pertama kalinya anak-anak bebek itu turun dari sangkar setelah menetas. Mereka berjalan berbaris di belakang induknya dan mengikuti sang induk. Namun mereka segera berhenti saat sang induk masuk ke air. Sang induk bebek berbalik.

"Ayo, kenapa kalian berhenti?" tanya induk bebek.

"Kami takut, kami belum pernah melakukannya." jawab anak-anak bebek.

"Jangan takut, kalian pasti bisa! ayo masuklah ke air." ajak induk bebek.

Anak-anak bebek pun dengan takut-takut masuk ke air. Saat pertama kali masuk ke air, ada anak bebek yang langsung tenggelam namun sesaat kemudian dengan terus menggerakkan kakinya, anak bebek itu bisa menucul kembali ke permukaan dan berenang dengan gembira. Anak bebek lainnya, ada yang terbalik dengan posisi kepala di bawah, namun sesaat kemudia dia bisa mengangkat kepalanya dan berenang menyusul saudaranya. Ada pula anak bebek yang begitu masuk ke air bisa mengambbang, namun dia tak bisa bergerak maju, hanya mengambang di tempat. Induk bebek pun menyemangatinya untuk terus menjejakkan kaki ke belakang, dan akhirnya dia bisa menyusul saudara-saudaranya.

Melihat kejadian itu, anak anjing sangat tertarik namun sekaligus bersedih. Dia pun menunduk memandangi air di pinggiran danau itu. Induk bebek yang melihatnya segera mendatangi dan menanyakan kenapa anak anjing itu bersedih.

"Aku ingin sekali berenang, tapi semua anjing berkata aku tak mungkin bisa berenang." jawab si anak anjing dengan sedih.

"Kau pernah mencobanya?" tanya induk bebek. Si anak anjing menggeleng.

"Kalau begitu, cobalah. Jangan begitu saja percaya kepada kata-kata yang lain kalau kau tidak bisa sebelum kau mencoba dan menbuktikannya. Ayo, kau pasti bisa!" bujuk induk bebek.

"Bagaimana kalau aku tenggelam?" tanya anak anjing.

"Aku akan menolongmu. Tapi selama kau terus menggerakkan kakimu seperti berlari di air, percayalah kau pasti bisa mengambang dan berenang." jelas induk bebek.

Dengan takut-takut anak anjing pun mencoba untuk pertama kalinya masuk ke air. Pertama kali dia langsung tenggelam dan tak bisa bernafas. Dia menahan nafas agar hidungnya tak kemasukan air. Namun makin lama, nafasnya mulai habis dan dia hampir tak kuat lagi. Di saat genting itu, dia teringat kata-kata induk bebek untuk menggerakkan kakinya seperti berlari di air. Dia pun segera melakukannya. Dan betapa bahagianya waktu dia menemukan bahwa cara itu berhasil!

Anak anjing itu mengambang dengan senang. Dia bergerak ke sana ke mari dan menggonggong senang. Dia merasakan kesegaran bermain di air. Hari itu juga, anak anjing itu pulang sebentar untuk mengajak keluarganya ke danau, agar dia bisa membuktikan bahwa dia pasti bisa karena mau mencoba dan berusaha. Untunglah dia tak lantas mengubur impiannya sebelum mencobanya.

***
Dongeng ini adalah karya asli Damar Wijayanti yang bisa digunakan atau disebarkan dengan mencantumkan nama penulis dan link blog ini. Terimakasih karena telah menghargai karya dan hak cipta penulis.

No comments:

Post a Comment