Gambar: Getty Images
Di kedalaman laut, tinggal keluarga duyung yang memiliki anak yang pemarah. Putri duyung kecil itu selalu berteriak-teriak dan menggunakan kata-kata kasar kepda orang tuanya. Sebenarnya sang ibu sudah sering menasihatinya dengan lembut namun sikapnya tidak membaik.
Sampai suatu hari, putri duyung itu memaki ibunya dengan kata-kata yang menyakitkan. Sang ibu yang marah dan sakit hati akhirnya tanpa sengaja mengucapkan kata-kata kutukan yang membuat putri duyung diliputi gelembung udara. Gelembung udara itu membawanya melayang ke permukaan air dan mengeras menjadi bola kristal, menjebak putri duyung di dalamnya. Dia terapung-apung di permukaan laut dan terombang-ambing. Sang ibu yang menyadari hal itu segera menyesal namun tak dapat menarik kutukannya. Akhirnya dia meminta dewi laut untuk membebaskan putrinya. Dewi laut pun berjanji akan membebaskan putri duyung apabila putri duyung telah menyadari dan menyesali perbuatan kasarnya kepada sang ibu.
Setelah terombang-ambing beberapa hari, bola kristal berisi putri duyung itu ditemukan oleh seorang nelayan tua. Dia memungut bola kristal itu, matanya berbinar-binar melihat keindahannya. Dia pun berbicara sendiri, mengatakan bahwa putrinya pasti akan sangat menyukai bola kristal ini sebagai hadiah. Dia pun membawanya pulang. Di tengah perjalanan pulang, nelayan tua itu harus menghadapi badai. Dia berjuang keras mengendalikan perahunya agar dia bisa pulang dengan selamat dengan membawa ikan-ikan hasil tangkapannya untuk keluarganya.
Untunglah dewi laut masih berpihak kepadanya sehingga ia bisa selamat sampai di rumah. Setelah memasuki pintu rumah, yang pertama kali dilakukan oleh si nelayan adalah memberikan bola kristal itu kepada anaknya. Meskipun sebenarnya sangat senang dengan hadiah itu, sang anak sama sekali tidak berterimakasih kepada sang ayah. Sang ayah pun sedikit kecewa.
Beberapa hari putri duyung berada di atas meja di rumah kecil itu. Dia melihat aktifitas keluarga kecil itu, bagaimana sang ibu bekerja menyiapkan makanan untuk mereka makan, dan ayah yang pergi pagi-pagi buta untuk melaut dan pulang hampir tengah malam untuk menangkap ikan bagi mereka. Namun anak mereka hanya bermalas-malasan seharian tanpa membantu sama sekali. Bahkan anak itu cenderung selalu minta dilayani. Jika tidak diruti, dia akan mencaci-maki kedua orang tuanya.
Melihat hal itu, putri duyung jadi bersedih. Dia terngat perlakuannya kepada ibunya, dia baru menyadari bahwa selama ini ibunya telah bekerja keras merawatnya namun dia justru semena-mena dan tidak berterimakasih. Dia pun menyesal telah meneriakkan kata-kata kasar yang menyakiti ibunya. Akhirnya dia menangis sendirian di dalam bola kristalnya, ia menangis karena merasa bersalah. Ia menangis karena rindu kepada ibunya dan sangat ingin meminta maaf dan memeluk ibunya dengan sayang.
Tanpa ia sadari, setiap butir tangisannya menjadi pertanda bagi dewi laut untuk membebaskan putri duyung dari kutukan ibunya. Keajaiban terjadi malam itu. Bola kristal itu pecah dan putri duyung diangkat melayang oleh butira-butiran kristal yang siap membawanya kembali ke laut. Namun sebelum pergi, putri duyung mendekati anak nelayan yang tercengang melihat kejadian itu. Dia membisikkan pesan kepada anak itu agar tidak bersikap kasar kepada orang tuanya agar dia tidak menyesal suatu saat nanti. Setelah itu, putri duyung pun kembali ke laut dan segera berenang ke kedalaman untuk menemui ibunya, meminta maaf dan memeluk, dan mencium sang ibu dengan sayang.
***
Dongeng ini adalah karya asli Damar Wijayanti yang bisa digunakan atau disebarkan dengan mencantumkan nama penulis dan link blog ini. Terima kasih karena telah menghargai karya dan hak cipta penulis.
Dam..
ReplyDeleteOke, sederhana, dan mudah dipahami lho cerita anak-anak yang kamu tulis dalam beberapa post ini. "Tabungan" untuk calon Damar junior ya? :))
hahahaha makasih Dhidha :)
Delete